Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Tadulako (Untad), adakan kegiatan Evaluasi Work From Home (WFH) untuk Dosen dan Mahasiswa untuk menjaga keberlangsungan implementasi sistem mutu di Untad agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Kegiatan Evaluasi WFH dilakukan dengan meminta kesediaan dosen dan mahasiswa untuk mengisi Instrumen Evaluasi WFH, yang dapat diakses pada website https://bit.ly/3dfBsgl dan https://bit.ly/2SBn6iC dengan waktu pengisian sejak bulan Maret hingga Mei 2020,” jelas Dwi Sulistiawati selaku Ketua Panitia.
Dwi menjelaskan mengenai data dari jumlah responden dosen yang mengisi instrument, dan hasil survey dari data evaluasi WFH, dari dosen Untad.
“Ada 469 orang (31%) dari 1.507 Dosen Untad, yang telah mengisi instrumen, dengan hasil survey WFH dosen, menunjukkan sebelum WFH 53,3% dosen memiliki kelas berbasis e-learning, strategi mengajar selama WFH 72,9% dosen melakukan diskusi online, menggunakan whatsapp Group (83,69%), LMS yang banyak digunakan google classroom (66,1%), 80%,” tuturnya.
Dari hasil evaluasi dosen memastikan semua kompetensi mahasiswa tercapai melalui pembelajaran jarak jauh, 67,3% kompetensi sikap mahasiwa tidak tercapai, 59% dosen menyelenggarakan perkuliahan online sesuai jadwal yang sama pada saat perkuliahan offline, dan yang tidak sesuai jadwal offline menggantinya 2-3 hari (51,6%).
“Untuk kendala penyelenggaraan perkuliahan jarak jauh terkait kuota internet (76,7%), dengan teknik evaluasi berupa tugas, portopolio dan tugas (56,9%), selama WFH dosen memanfaatkan waktu untuk penelitian, publikasi atau pengabdian (88,1%) dengan dominasi kegiatan berupa penyusunan proposal dan laporan, publikasi jurnal ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, dosen menilai produktivitas selama WFH sama saja sebelum WFH (47,1%),” paparnya.
Senada dengan itu, Dwi menjelaskan mengenai data evaluasi dari mahasiswa, dengan jumlah responden mahasiswa sebanyak 4.344 (15%) dari 30.000 mahasiswa Untad.
“Hasil survey WFH mahasiswa menunjukkan kesiapan mahasiwa mengikuti kuliah daring (50,5%) sedang alasan yang tidak ikut karena jaringan tidak tersedia (40,3%), LMS yang digunakan google classroom (82,3%) dan zoom (76%) serta aplikasi favorit Whatsapp dan google classroom dengan perangkat yang digunakan dalam pembelajaran berupa handphone (97,5%) menggunakan internet HP/Paket data (86,1%) dengan jenis interaksi yang digunakan dosen yakni campuran tatap muka dan non tatap muka (45,7%) dengan kemudahan pemahaman materi pembelajaran daring hanya 40,3%,” jelasnya.
Dwi menambahkan walaupun dosen menyampaikan materi dengan baik (54%) dan materi sesuai RPS yang disampaikan (90,3%). Kendala penyelenggaraan perkuliahan bagi mahasiswa paket data dan ketersediaan jaringan internet di rumah, dengan keunggulan kuliah daring sebagai pengalaman baru dan lebih fleksibel, serta bentuk layanan yang paling banyak diakses mahasiswa berupa informasi perkuliahan online dan layanan informasi beasiswa.
“Berdasarkan evaluasi tersebut dan antisipasi pandemik Covid-19 pimpinan Universitas Tadulako telah mengambil langkah-langkah berupa pemberian bantuan kuota internet untuk kuliah daring bagi mahasiswa aktif semester genap 2019/2020 selama 2 bulan sebesar Rp. 200.000,- dalam bentuk pengurangan biaya UKT semester ganjil 2020/2021,” tutupnya.