Dalam rangka recharging tentang sistem layanan akreditasi Program Studi (Prodi), dan pelaksanaan audit mutu internal secara daring. Wakil dari Pusat Audit & Evaluasi Penjamian Mutu Pendidikan Mutu (Pusdit EPMP) dan Pusat Layanan Akreditasi dan Sistem Penjaminan Mutu Internal (Puslak SPMI) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Tadulako (UNTAD) adakan kunjungan di Universitas Gadjah Mada (UGM) (11/02), dan Universitas Sebelas Maret (UNS) (12/02).
“Selain dalam rangka recharging dan pelaksanaan audit mutu, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama di bidang pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),” ungkap Dr Ir Dwi Sulistiawati MP selaku koordinator Pusdit EPMP-LPPMP.
Senada dengan itu, Drs Syamsu MSi, menjelaskan tentang beberapa hal yang didapati selama di UGM, khususnya di Fakultas Geografi, diantaranya diperoleh beberapa informasi bahwa beberapa program telah mengusulkan akreditasi pertama dan re-akreditasi telah menggunakan instrumen akreditasi yang baru (IAPS) dengan 9 kriteria.
“Yang menarik adalah dokumen LKPS dan LED diperiksa dan dikonsultasikan dengan tim dari Kantor Jaminan Mutu (KJM) di tingkat universitas. Dari proses tersebut, jumlah halaman jadinya dibatasi hanya sekitar 150 halaman untuk LED dan LKPS sesuai dengan tabel isian yang sesuai format BAN-PT.
Syamsu menambahkan bahwa untuk masalah pelaksanaan audit mutu internal di lingkungan UGM, tetap dikoordinir oleh KJM dengan pelibatan auditor dari Fakultas Geografi, namun dengan penugasan di fakultas yang berbeda. Dokumen SPMI, mulai dari kebijakan SPMI, manual SPMI, standar SPMI dan formulir SPMI tetap menjadi tanggung jawab KJM, tetapi menjadi dasar untuk seluruh fakultas dan dan prodi di lingkungan UGM.
“Di UNS, ada hal menarik dari LPPMP UNS, yakni database serba daring dan dapat diakses siapa saja. Pelaksanaan AMI secara daring sehingga memudahkan auditor untuk memeriksa dokumen dan auditi dapat dengan mudah mendapatkan laporan hasil program studi. SPMI telah berjalan sesuai siklus PPEPP dan dilaporkan setiap tahun ke pimpinan universitas,”
Selain hal yang telah dipaparkan, Syamsu menambahkan bahwa pelaksanaan penyusunan dokumen akreditasi program studi dengan menggunakan IAPS 4.0 direview oleh asesor internal yang juga asesor BAN-PT, dan sebelum dikirim disimulasi capaian skornya oleh tim yang telah dibentuk oleh LPPMP.
“Semoga berdasarkan diskusi kami dengan tim LPPMP UNS, akan nada peluang kerja sama di tingkat LPPMP di tingkat perguruan tinggi, terutama penyediaan tenaga ahli/ narasumber untuk kegiatan pembelajaran daring, pendampingan akreditasi internasional dan nasional program studi, pelaksanaan pekerti dan AA secara daring,” tutupnya Syamsu. Adr