Warek Banjas: Penilaian Akreditasi Tertinggi adalah Kerja Sama Pada Tingkat Prodi
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) adakan Sosialisasi Hasil Evaluasi Pemanfaatan dan Kepuasan Kerjasama pada Kamis (30/08) yang diadakan di LPPM, dan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT.
Dalam sambutannya Prof Amar memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pusdit-EPMP LPPMP, dalam memberikan evaluasi hasil sehingga dapat mengukur kinerja sejauh mana implementasi pelaksanaan kerjasama.
“Sekarang yang menjadi sedikit penekanan adalah pada Kerjasama program-program studi yang hanya dapat dilihat apakah memiliki manfaat atau tidak. Dalam indikator kinerja utama, kita masuk indikator kinerja utama enam atau IKU enam maka disitu penekanannya kita sampai program studi yang diminta bekerjasama dengan pihak dalam dan luar negeri. Tentunya ini merupakan satu akumulasi keseluruhan dari kerja sama yang ada,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa, di dalam jenjang kerja sama dalam beberapa kesempatan pihak Untad sudah telah membaginya menjadi tiga jenjang, ada yang bersifat MoU adanya pada tingkat pimpinan universitas dengan lembaga terkait diantara Rektor dengan pihak luar yang ikut, kemudian selanjutnya ada yang disebut dengan MoA itu ada pada tingkat-tingkat Dekan unit termasuk LPPM atau LPPMP yang melaksanakan kegiatan tersebut, kemudian yang terakhir tingkatannya ada IA atau Implementation Agreement atau biasa kita kenal dengan letter of intense atau LOI itu adanya pada tingkat Prodi.
“Dalam waktu dekat kami juga dari pihak kerja sama sebelumnya telah melakukan diskusi untuk menyelenggarakan workshop tentang memberikan penamaan terhadap jenis-jenis dokumen kerja sama ini nantinya akan dibuatkan SOP-nya di tingkat LPPMP sehingga kita ada keseragaman. Sementara ini yang kita gunakan sekarang kalau dia berbentuk MoU itu biasa kita sebut dengan nota kesepahaman, jadi kita sepaham saja dulu dan sebenarnya ini pun kita juga sudah punya model atau role model terhadap dokumen tersebut jadi biasanya hanya secara umum saja dilaksanakan kerja sama dalam bidang Tri Dharma perguruan tinggi namun sekarang kita penekanannya pada MBKM itu yang menjadi fokus dan untuk memberikan keberhasilan program-program yang telah dikemukakan oleh Mas Mentri,” jelasnya.
Prof Amar mengatakan hal yang perlu diketahui adalah dari ketiga bentukan kerja sama yang mendapat penilaian akreditasi tertinggi adalah kerja sama pada tingkat Prodi.
“Jadi mulainya sekarang dengan MoU Cuma nilainya sekitar 20%, yang MoA nilainya sekitar 35%, dan 45% ada pada prodi. Jadi kalau hanya MoU yang kita punya nanti kalau dinilai akreditasinya itu Cuma dapat 20 mungkin nilainya 1. Jadi kalau mau nilainya 4 harus ada implementasi kerja sama pada tingkat Prodi,” tandasnya. Adr
- Published in Berita
Sosialisasi Hasil AMI: “Pusdit Insiatif Satu Kali Audit”
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Tadulako (Untad) adakan Sosialisasi Hasil Audit Mutu Internal UPT dan Lembaga di Ruang Senat Fakultas Pertanian, pada Selasa (10/08).
Dr Ir Dwi Sulistiawati MP selaku Koordinator Pusdit menyampaikan bahwa, audit UPT dan lembaga pada tahun 2021 ditujukan pada tiga unit kerja yaitu UPT Perpustakaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), dan LPPMP.
“Ketiga unit tersebut tahun ini akan diaudit. Untuk UPT Perpustakaan audit terakhir dilaksanakan pada tahun 2019, kemudian LPPM tahun 2020, dan LPPMP audit terakhir dilaksanakan tahun 2018, jadi memang ada variasi terkait waktu audit untuk ketiga unit ini,” ungkapnya.
Dr Dwi menjelaskan yang membedakan materi audit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, adalah audit kali ini memasukan komponen audit ISO 9001-2015 mengingat di Universitas Tadulako tahun ini mengajukan kembali sertifikasi audit ISO nya untuk UPT Perpustakaan dan LPPM.
“Dua unit itu adalah unit yang ada di Untad yang sudah tersertifikasi internasional ISO 9001-2015. Tahun ini, ada tiga unit sebetulnya yang mau diajukan untuk ISO, itu adalah LPPMP kemudian unit rektorat dan FKIP, olehnya karena kegiatan ISO itu juga melakukan audit maka, Pusdit berinisiatif untuk melaksanakan audit satu kali saja, yaitu audit mutu internal yang biasa dilakukan Pusdit dan sekaligus audit ISO, sehingga teman-teman yang ada di unit tidak berulang kali diaudit dengan material berbeda,” jelas Dr Dwi.
Pusdit telah membuat rancangan model audit AMI dengan ISO dan telah memanggil auditi untuk ketiga unit yang akan diaudit pada hari Selasa 27/7 dimana mereka mesti menyiapkan dokumen-dokumen, yang akan diunggah pada link yang sudah disiapkan.
“Pada hari ini kita lanjutkan memanggil sembilan auditor yang akan mengaudit, dan mudah-mudahan kegiatan ini berjalan lancar,” tandasnya.
- Published in Berita
Sosialisasi Hasil Evaluasi Lulusan dan Pengguna Lulusan
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Tadulako (Untad) adakan Sosialisasi Hasil Evaluasi Lulusan dan Pengguna Lulusan, yang digelar di Gedung Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Kamis (15/07), yang dihadiri oleh Perwakilan Fakultas (UPM), PSDKU, dan Pascasarjana di lingkungan Untad.
Dalam penyampaiannya Ketua LPPMP Dr Golar S.Hut MSi mengatakan dari evaluasi yang sudah disampaikan, masih akan dilakukan analisi, karena di LPPMP terkait dengan pemutuan, sehingga kegiatan semacam ini dilakukan secara berkelanjutan.
“Sebagai proses yang berkelanjutan yang tidak hanya memotret tetapi pemaparan hasil evaluasi itu penting. Tidak saja kegiatan evaluasi ini dibutuhkan untuk keperluan RTM, Evaluasi Diri/ Akreditasi tetapi yang terpentung adalah sebagai persyaratan utama yang dituntut oleh BLU pada Untad sebagai penyelenggara BLU dalam Laporan Kinerja Rektor/ IKU yang merupakan kewajiban dari Rektor sebagai representasi beliau untuk memberikan pertanggungjawaban di Kementerian dalam pengelolaan anggaran-anggaran dalam penyelenggaraan institusi, sehingga penggunaan anggaran semuanya berbasis pada kinerja,” ungkapnya.
Dari kegiatan sebelumnya yaitu sosialsisasi Hasil Evaluasi Visi Misi, Dr Golar menyebutkan bahwa belum mendapatkan perhatian penuh dari pihak pimpinan fakultas, unsur pimpinan fakultas kurang yang hadir, sehingga dikhawatirkan jika unsur manejerial utama tidak hadir biasanya, informasi tidak tersampaikan ke pimpinan fakultas.
“Data yang disampaikan sudah cukup baik dan apresiasi untuk Pusdit segera dibuatkan analisisnya. Misalnya dari pertemuan ini apa strategi dan tindak lanjut yang akan dilakukan, yang harapannya dapat diterima di prodi dapat digunakan sebagai bahan RTM, Evaluasi diri dan yang terpenting adalah ada laporan pertanggungjawaban yang melaporkan sejauhmana progress kinerja yang dihasilkan dalam rangka mendukung IKU. Misalnya tuntutan IKU yang dibebankan kepada universitas terkait sejauhmana tingkat serapan alumni terkait waktu tunggu terhadap pengguna, bisa dikorelasikan apakah betul niali BAIK dari pengguna itu merupakan indikator yang memiliki korelasi positif terhadap tingkat serapan alumni, missal singkatnya waktu tunggu yang dihasilkan,” jelas Dr Golar.
Dr Golar menambahkan agar hasil evaluasinya dapat dimanfaatkan secara langsung, bisa memberikan kontribusi dalam analisis-analisi dalam menunjang kebutuhan pemenuhan satuan kinerja.
- Published in Berita
Penyamaan Persepsi Auditor UPM Faperta
Unit Penjaminan Mutu (UPM) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) adakan Penyamaan Persepsi Auditor, pada Rabu (30/06), dengan mengundang Lembaga Penjaminan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (LPPMP) Untad.
Dr Ir Abdul Hadid MSi selaku Ketua UPM Faperta menjelaskan bahwa sebelumnya pihak UPM telah membuat membuat program kerja tim yang melibatkan, penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan. Dalam evaluasi kemudian dipilah tiga, yakni monitoring, evaluasi, dan audit.
“Monitoring ke proses pembelajaran di fakultas, evaluasi itu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman standar yang ada, orang yang kita sasar, dosennya, mahasiswanya, tendiknya, pejabatnya, semua kita sasar, tapi kalau audit lebih merujuk pada teknis, seperti apa pelaksanaan, mana buktinya, ada pembuktian real-nya,” ungkap Abdul.
Abdul mengujarkan, setelah memahami evaluasi dan memahami standar, UPM melihat, bagaimana pelaksanaannya, masuk di prodi, menunggu dari universitas tentang keseluruhan fakultas, sehingga UPM hanya menyasar bagaimana standar-standar yang ada.
“Jadi mulai dilihat semua kegiatannya, kurikulumnya, visi misinya, semuanya. Bukan cuma kata-kata tetapi buktinya, visi misinya bagaimana proses penciptaannya, bagaimana melaksanakannya, bagaimana evaluasinya, semuanya, bagaimana mengelola mahasiswa, bagaimana mengelola dosen sebagai pengajar, termasuk pembiayaan pendanaan, itu yang kami lakukan sebagai ujung tombak supaya pelaksanaan akademik berjalan normal sesuai harapan yang kita inginkan,” jelasnya.
Setelah membuat rencana kegiatan, pihak UPM FAPERTA mencoba seperti apa audit yang diinginkan, lalu membuat draftnya di level UPM, kemudian mengundang dari pihak universitas dalam hal ini LPPMP.
“Setelah dipaparkan, saya sependapat dengan apa yang disampaikan Ibu Dwi bahwa kita lebih focus pada akademiknya, karena Prodi, kemarin kita lebih fokus pada manejerialnya, jadi kita harus lebih fokus pada penggalian akademiknya, karena kalau masalah lain bukan berarti tidak serius, tetapi itu terkait dengan orang lain. Tetapi yang lebih menjadi fokus, bagaimana akademik berjalan, bagaimana mengukur, bagaimana proses pembelajarannya di dalam, itu semua kebijakan-kebijakan itu. Jadi kami sepakat yang kita tonjolkan adalah audit akademiknya. Sehingga tersampaikanlah apa yang kira-kira diinginkan standar itu,” katanya.
Setelah pemahaman, UPM FAPERTA kedepannya akan mengunjungi setiap Prodi yang ada di fakultas, setelah audit lalu dilaksanakan RTM, lalu pembuatan PTKnya, yang kemudian akan diperiksa kembali
“Harapan saya kedepannya bukan cuma mutu ada hanya untuk UPM, tetapi mutu itu ada dimana mana, ada di mahasiswa, pegawai, ada dimana-mana,” tandasnya.
- Published in Berita
Pusdit-EPMP Gelar Sosialisasi Evaluasi Kepuasan Dosen dan Tendik 2021
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP) Lembaga Penjaminan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Tadulako (Untad) adakan Sosialisasi Hasil Kepuasan Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Selasa (22/06).
Erlan, SH. MH menjelaskan monitoring dan evaluasi berisi paparan tentang tujuan, ruang lingkup, prinsip-prinsip, instrument dan mekanisme, laporan dan tindak lanjut. LED deskripsi mengenai pengukuran kepuasan dosen dan tenaga kependidikan. Kejelasan instrument; Bukti yang sahih hasil pengukuran kepuasan.
“Adapun tujuan pelaksanaan evaluasi adalah menjaga keberlangsungan pelaksanaan sistem mutu di Universitas Tadulako, peningkatan manajemen dan dasar penyusunan rencana program kerja pengembangan universitas sesuai Renstra dan Renop, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan, serta memperoleh data atau bahan untuk kebutuhan akreditasi PS,” tutur Erlan.
Erlan mengungkapkan kuesioner evaluasi dosen berisi 14 belas pertanyaan mengenai layanan pengelolaan dan pengembangan SDM dengan nilai persepsi 1-4 dengan kinerja tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik.
“Dari 1.560 Dosen sebagai responden dengan 80,5% PNS, 11,1% BLU, dan 8,4% non PNS. Hasil kuesioner Dosen PNS; 86,93% memperoleh beban mengajar sesuai tupoksi dan kompetensinya, 70,76 memperoleh kesempatan sebagai narasumber, staf ahli, tenaga ahli, visiting lecture, visiting seminar dan mitra bestari; 69,91% Ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran di ruang kuliah, dan 66,86% mempunyai sarana tempat ruangan kerja yang memadai,” tuturnya.
Sementara hasil kuesioner dosen Non ASN/ BLU 82,03% memperoleh beban mengajar sesuai tupoksi dan kompetensinya, 70,31% kesempatan memperoleh sertifikat pendidik atau kompetensi/ profesi/ industry atau rekognisi/ pengakuan/ penghargaan dari instansi/ institusi lain, 66,15% mempunyai sarana/ tempat ruangan kerja yang memadai, dan 63,54% memperoleh gaji/tunjangan dan penghasilan tambahan lain sesuai dengan prestasinya yang layak.
“Berdasarkan hasil evaluasi ada beberapa hal yang patutnya menjadi perhatian seperti, pemerhatian sarana ruang kerja termasuk pemasangan wifi atau jaringan internet, tidak ada pembeda antara dosen PNS, Non PNS dan BLU, adanya tunjangan kesetaraan dosen, dan masih banyak lagi,” ungkap Erlan.
Pada kuesioner terbuka tenaga kependidikan Erlan juga menyebutkan beberapa hal yang harus menjadi perhatian universitas, seperti sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar, kesejahteraan tendik dan adanya reward atas tendik yang berprestasi agar memberikan motivasi, perlu adanya pelatihan pengembangan di bidang IT untuk setiap tendik, sistem informasi Untad harus di tingkatkan karena masih belum memuaskan, dan pegawai honorer diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan pada bagian masing-masing. Adr
- Published in Berita
Pelaksanaan Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi
Melalui Program HIBAH SPMI yang diperoleh UNTAD, salah satu programnnya adalah Pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) pada perguruan tinggi, yang dilakukan pada Sabtu-Senin (12-14/06) yang bertempat di Hotel Sutan Raja, dan di ruang aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Untad.
“Pelaksanaan Audit Mutu Internal pada perguruan tinggi adalah amanat dari Undang-undang No. 12 tahun 2021 tentang pendidikan tinggi dan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, nomor 62 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. SPM Dikti terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan sistem penjaminan mutu eksternal. SPMI memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas siklus penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan. Tahap evaluasi pada PPEPP dilaksanakan melalui AMI,” ungkap Adnan Fadjar ST MEng Sc selaku Ketua Panitia.
Kegiatan pelatihan auditor mutu internal dilakukan sebagai tanggung jawab mutu internal Untad secara berkelanjutan terhadap capaian SPMI Untad. Selain itu AMI dilakukan sebagai bentuk persiapan sistem penjaminan mutu Internal (SPMI) oleh BAN PT yang dilakukan dalam periode waktu lima tahun sekali.
“Diharapkan pelaksanaan kegiatan pelatihan auditor mutu internal ini dapat menjadi masukan yang efektif pada siklus PPEPP yang ada di sepuluh program studi sasaran. Kesepuluh program studi sasaran terdiri atas: S1 Teknik Sipil PSDKU Kab. Morowali, S1 Teknik Sipil PSDKU Kab. Touna, S1 Manajemen PSDKU Kab. Touna, S1 Agroteknologi PSDKU Kab. Touna, S1 Teknik Geofisika, S1 Teknik Informatika, S1 Teknik Geologi, S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, S2 Pendidikan Sejarah, Profesi – Pendidikan Profesi Guru,” ungkapnya.
Adnan mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan 40 auditor mutu internal yang berasal dari sepuluh prodi sasaran dan LPPMP.
“Output dari kegiatan pelatihan ini adalah tersedianya 40 auditor mutu internal yang berasal dari 10 prodi sasaran dan LPPMP Untad,” tandasnya.
- Published in Berita
Workshop UPM FKIP, Bahas Panduan SOP dan Instrumen Monitoring Evaluasi Kerja Sama
Unit Penjaminan Mutu (UPM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) adakan Workshop Panduan, Standard Operating Procedure (SOP), dan Instrumen Monitoring Evaluasi (Monev) Kerja Sama, yang dilaksanakan pada Selasa dan Rabu (16-17/03) di Gedung Aula Fakultas Kedokteran Untad. Pada kegiatan ini menghadirkan Narasumber Drs. Anang Wahid M. Diah, M.Si., Ph.D yang membahas Panduan dan SOP Kerjasama serta Narasumber dari LPPMP Dr.Ir Dwi Sulistiawati, MP yang mengulas Instrumen Evaluasi Kerjasama. Hasil Evaluasi Kerjasama Tahun 2020 menunjukkan kepuasan mitra berada pada kategori Baik dengan nilai persepsi 3.23 (pada skala 1-4) atau berada pada Nilai Interval Konversi 80.73 (mutu layanan B : Baik). Contoh Instrumen Evaluasi Kerjasama tersaji di web http://pusdit.lppmp.untad.ac.id/ dalam Buku Panduan Monitoring dan Evaluasi Tahun 2020,” papar Dwi.
Dra. Anggraini, MSi selaku Ketua Panitia Kegiatan menuturkan bahwa, kegiatan dilatarbelakangi oleh visitasi akreditasi dari tiga Program Studi (Prodi) di Fakultas, yakni Pendidikan Fisika dan Kimia ditambah Pendidikan Profesi Guru.
“Kami diminta untuk ada suatu bentuk panduan kerja sama, yang disarankan khusus fakultas sehingga kami melaksanakan Workshop Panduan Kerja Sama, selain itu kami memikirkan juga kalau ada panduan kerja sama maka harus ada SOP Kerja Sama, seperti yang ada di universitas, maka kami mengkhusus pada SOP kerja sama yang akan dilakukan di Fakultas untuk menaungi 18 Prodi yang ada di FKIP,” tuturnya.
Dra. Anggraini mengungkapkan, kerja sama yang akan dilakukan untuk menunjang kegiatan akademik dan non-akademik, kerja sama bidang pendidikan, bidang pengabdian, dan penelitian selama ini sudah jalan semua seperti pelaksanaan PLP yang bekerja sama dengan satuan pendidikan.
“Ada juga penelitian dengan kabupaten-kabupaten kemudian pengabdian masyarakat sampai pada tingkat desa. Kerja sama yang dilakukan tentunya akan berlandaskan pada pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi, dan kedepannya pasti akan dikembangkan lagi, tergantung kebutuhan dari setiap Prodi. Setelahnya, instrumen yang sudah dihasilkan dari kegiatan ini, akan kami gunakan dalam memonitoring dan mengevaluasi kerja sama yang sudah terjalin,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ketua UPM FKIP Untad Dr. I Komang Werdhiana, MSi berharap agar apa yang sudah dihasilkan dalam kegiatan, bisa jadi panduan bagi semua Koordinator Prodi, Ketua Jurusan, Pimpinan fakultas, juga panduan bagi UPM dalam melakukan monitoring.
“Selama ini selalu ditanyakan mana hasil Monev tentang kerja sama, karena memang suatu kerja sama harus ada monitoring apakah akan dilanjutkan atau tidak berdasarkan hasil Monev tentu kita bisa memutuskan bisa dilanjutkan atau tidak. Kedepannya diharapkan kerja sama ini akan semakin banyak dan tentunya memberi manfaat,” tandasnya. Adr
- Published in Berita
Pusdit EPMP Adakan Sosialisasi Pengembangan Instrumen Audit Berbasis Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)-ISO 9001:2015
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP), Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas tadulako (Untad) adakan Sosialisasi Pengembangan Instrumen Audit Berbasis Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)-ISO 9001:2015, yang dilaksanakan di Gedung Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Untad, pada Selasa (02/03), dengan dihadiri Dr. Lukman M.Hum, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik.
Dalam sambutannya, Erlan Ardiansyah, SH.MH. mengungkapkan bahwa, dasar hukum pelaksanaan dari sosialsisasi yang dilakukan adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permendikbud Nomor 50 tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, dan ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu.
“Adapun kegiatan ini bertujuan dalam refleksi evaluasi perguruan tinggi, meninjau kesesuaian dan efektifitas SMM, dan proses audit internal dalam efektifitas dan efisiensi akses kekuatan dan ketahanan SMM,” ungkapnya.
Ia menuturkan saat ini ada tiga unit di Untad yang tersertifikasi internasional ISO 9001:2015, yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan, dan juga Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
“Kedepannya kami akan mencoba untuk mengintegrasikan instrument dari ketiga unit tersebut menjadi satu instrumen. Namun melihat semua instrumen ini ada beberapa kendala yang tengah kami hadapi ketika akan digabungkan menjadi satu dokumen. Kedepannya laporan akhir dari instrumen akan menjadi berbeda,” tutur Erlan.
Melalui kegiatan ini Erlan mengatakan bahwa pihak LPPMP akan mencoba merevisi, dan meminimalisir pertanyaan-pertanyaan yang ada di audit mutu internal, jangan sampai pertanyaan yang ditanyakan membuat susah dalam meng-upload.
“Sebagai contoh di LPPM kemarin ada 106 pertanyaan, jadi harus ada 106 dokumen yang harus di-upload, tahun 2021 sudah berkurang menjadi 59, karena ada beberapa pertanyaan yang sudah tak lagi ditanyakan karena sudah masuk dalam Instrumen surveillance ISO. Di sosialisasi ini akan ada pembahasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang akan dimuat ataupun dihilangkan dari instrumen,” ungkapnya. Adr
- Published in Berita
Pusdit EPMP Gelar Sosialisasi Hasil Evaluasi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa
Pusat Audit (Pusdit) Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (EPMP), Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Universitas Tadulako (Untad) adakan Sosialisasi Hasil Evaluasi Pengukuran Kepuasan Mahasiswa Semester Ganjil 2020/2021 Berbasis Online di Era New Normal yang dilaksanakan di ruang Senat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Kamis (18/02).
Kegiatan Sosialisasi menghadirkan Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr Lukman Najmuddin M.Hum, dan juga staff dari Unit Pelaksana Teknis (UPT), Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK).
“Instrumen Evaluasi Kepuasan Mahasiswa kami sebarkan pada tahun 2020 tepatnya pada semester ganjil, dari instrumen yang sudah tersebar kami mendapatkan jumlah responden sebanyak 4202 mahasiswa yang apabila dibandingkan dengan tahun 2019 hanya 427 mahasiswa, sehingga pada tahun ini luar biasa peningkatannya. Hal ini dapat terjadi tidak terlepas dari bantuan bapak ibu yang bersedia menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa dari Whatsapp grup meskipun sebenarnya jumlah masih sekitar 11% dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang ada di Universitas Tadulako,” tutur Erlan Ardiansyah SH.,MH selaku Panitia Pelaksana Kegiatan.
Erlan menjelaskan, di tahun 2021 pihak Pusdit EPMP LPPMP berharap agar instrumen evaluasi bisa dimasukan di Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) sehingga kedepannya mahasiswa dapat lebih mudah mengakses instrumen yang disebar.
“Kami berharap instrumen kepuasan mahasiswa di tahun 2021 kemungkinan bisa saja instrumen kepuasan 2021 ini bisa dimasukan di SIAKAD, karenanya kami mengundang UPT TIK untuk membicarakan hal ini agar paling tidak tahun ini minimal 80% dari mahasiswa Untad bisa mengisi kuisioner kepuasan mahasiswa. Karena sebenarnya mahasiswa hanya membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua menit untuk mengisi kuisioner yang pertanyaannya hanya sebanyak lima,” ungkap Erlan. Adr
- Published in Berita
LPPMP UNTAD Lakukan Survey Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Perkuliahan Daring
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Tadulako adakan Survey Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan Perkuliahan Daring di Universitas Tadulako (Untad), Semester Gasal 2020-2021, yang dilaksanakan selama lima hari pada Selasa-Sabtu (22-26/12).
Ir. Adnan Fadjar ST M.Eng.Sc selaku sekretaris Pusdit EPMP LPPMP dan juga sekretaris panitia pelaksana, mengungkapkan bahwa survey diikuti oleh 8.723 responden dari mahasiswa dengan persentase mahasiswa 39.3% angkatan 2020, 25.2% angkatan 2019, 24.4% angkatan 2018, 7% angkatan 2017 dan 4,1% mahasiswa angkatan 2014, 2015, dan 2016.
“Berdasarkan hasil survey, mayoritas mahasiswa aktif Universitas Tadulako memilih mengharapkan bentuk perkuliahan blended atau kombinasi dalam jaringan dan luar jaringan pada semester berikutnya,” ungkap Adnan.
Persentase data mahasiswa yang memilih bentuk perkuliahan blended adalah 43.3%, mahasiswa yang memilih perkuliahan luar jaringan (luring) 37.5%, dan mahasiswa yang memilih perkuliahan dalam jaringan (daring) sebanyak 19.1%.
“Pada persentase pilihan mengapa tidak memilih metode perkuliahan daring, 4.173 mahasiswa atau 59.2% mengatakan karena akses internet yang tidak lancar, 5.048 mahasiswa atau 71.7% beralasan karena sulit menyerap materi kuliah, sebanyak 2984 atau 42.4% kurang pengalaman praktikum, dan 45.3% atau sebanyak 3.194 mahasiswa beralasan paket data mahal,” jelasnya.
Berdasarkan data survey, mayoritas mahasiswa Untad tidak setuju jika perkuliahan semester depan hanya melalui daring saja, dengan mayoritas pilihan mahasiswa adalah bentuk perkuliahan blended.
“Berdasarkan hasil dari survey, tentunya saya berharap agar pandemi cepat berlalu sehingga kedepannya kita bisa kembali melakukan kuliah tatap muka seperti biasa,” tutupnya. Adr
- Published in Berita